PENYAKIT
DIABETES MELITUS
A. Definisi
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.Insulin,yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas,mengendalikan kadar flukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Pada diabetes,kemampuan tubuh untuk
bereaksi terhadap insulin dapat menurun,atau pankreas dapaat menghentikan sama
sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat
mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan
sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketonik( HHNK). Hiperglikemia jangka
panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis(penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati(penyakit pada saraf). Diabetes juga
disertai dengan peningkatan insidens penyakit makrovaskuler yang mencakup
infark miokard,stoke dan penyakit vaskuler perifer.
B.
Tipe Diabetes
Ada beberapa tipe penyakit diabetes
melitus yang berbeda;penyakit ini dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan
klinik dan terapinya. Klasifikasi
diabetes yang utama adalah:
·
Tipe I : Diabetes melitus tergntung
insulin(insulin-dependent diabetes
mellitus [IDDM])
·
Tipe II : Diabetes melitus tidak
tergantung insulin(non-insulin-dependent
diabetes mellitus[NIDDM])
·
Diabetes melitus yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom lainnya.
·
Diabetes melitus gestasional (gestasional diabetes melitus [GDM]).
Kurang lebih 5% hingga
10% penderita mengalamidiabetes tipe I,yaitu diabetes yang tergantung
insulin.pada diabetes jenis ini,sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal
menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses otoimun. Sebagai
akibatnya,penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glikosa
darah.Diabetes tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada
usia 30 tahun.
Kurang-lebih 90% hingga
95% penderita mengalami diabetes tipe II,yaitu diabetes yaitu diabetes yang
tidak tergantung insulin. Diabetes tipe II terjadi akibat penurunan sensivitas
terhadap insulin (yang disebut resistansi insulin) atau akibat penurunan jumlah
produksi insulin. Diabetes tipe II, pada mulanya diatasi dengan diet dan
latihan. Jika kenaikan glukosa darah tetap terjadi,terapi diet dan latihan
tersebut dilengkapi dengan obat hipoglikemik oral. Pada sebagian penyandang
diabetes tipe II,obat oral tidak mengendalikan keadaan hiperglikemia sehingga
diperlukan penyuntikan insulin. Di samping itu,sebagian penyandang diabetes
tipe II yang dapat mengendalikan penyakit diabetesnya dengan diet,latihan dan
obat hipoglikemiaoral mungkin memerlukan penyuntikan insulin dalam periode
stres fisiologik akut(seperti sakit atau pembedahan). Diabetes tipe II paling
sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas.
Komplikasi diabetes
dapat terjadi pada setiap individu dengan tipe diabetes tipe I atau tipe II dan
bukan hanya pada pasien yang memerlukan insulin. Sebagian penyandang diabetes
tipe II yang mendapat terapi obat oral mempunyai kesan bahwa mereka tidak
sungguh-sungguh menderita diabetes atau hanya memiliki diabetes”boderline”. Penyandang diabetes ini
mungkin beranggapan bahwa penyakit diabetes yang mereka derita bukanlah suatu
masalah “serius” jika dibandingkan dengan pasien diabetes yang memerlukan
penyuntikan insulin. Di sini perawat mempunyai tugas enting untuk menekankan
kepada orang-orang tersebut bahwa mereka sesungguhnya menderita diabetes dan
bukan sekedar diabetes “ borderline”
yang berhubungan dengan masalah toleransi gula(TGT= toleransi glukosa
terganggu),dan merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada diantara
kadar normal dan kadar yang dianggap sebagai tanda diagnostik untuk penyakit
diabetes.
C.
Epidemiologi
Diabetes melitus
merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta orang. Tujuh dari
12 juta penderita diabetes tersebut sudah terdiagnosis;sisanya tidak
terdiagnosis. Di Amerika Serikat ,kurang lebih
650.000 kasus diabetes baru di diagnosis setiap tahunnya ( Healthy People 2000,1990).
Diabetes terutama
prevalen di antara kaum lanjut usia. Di antara individu yang berusia 65
tahun, 8,6% menderita diabetes tipe II.
Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia. Di Amerika Serikat,diabetes
merupakan penyebab utama kebutaan yang baru di antara penduduk berusia 25
hingga 74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi di luar trauma
kecelakaan. Tiga puluh persen pasien yang mulai mendapatkan terapi dialisis
setiap yahun menderita penyakit diabetes. Diabetes berada dalam urutan ketiga
penyebab utama kematian akibat penyakit dan hali ini sebagian besar disebabkan
oleh angka penyakit koroner yang tinggi pada para penderita diabetes.
Beban ekonomi untuk
diabetes terus meningkat akibat besarnya biaya medis dan bertambahnya populasi
lansia. Beban biaya yang berhubungan langsung dengan penyakit diabetes
diperkirakan paling sedikit 20 juta
US$ per tahun, yang mencakup pengeluaran
biaya medis langsung dan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan
ketidakmampuan serta kematian dini. Angka rawat inap bagi penderita diabetes
adalah 2,4 kali lebih besar pada orang dewasa dan 5,3 kali lebih besar pada
anak-anak bila dibandingkan dengan populasi umum. Separuh dari keseluruhan
penderita diabetes yang berusia lebih dari 65 tahun dirawat di rumah sakit
setiap tahunnya. Komplikasi yang serius dapat membawa kematian sering turut
menyebabkan peningkatan angka rawat inap bagi para penderita diabetes.
D. Tinjauan
Fisiologi Normal
Insulin
disekresikan oleh sel-sel beta yanag
merupakan salah satu dari empat tipe sel dalam pulau-pulau Langerhans pankreas.
Insulin merupakan hormon anabolik atau hormon untuk menyimpan kalori (storage hormone). Apabila seseorang
makan makanan,sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa ke dalam
sel-sel otot,hati,serta lemak. Dalam sel-sel tertentu , insulin menimbulkan
efek berikut ini :
·
Menstimulasi penimpanan glukosa dalam
hati dan otot( dalam bentuk glikogen)
·
Meningkatkan penyimpanan lemak dari
makanan dalam jaringan adiposa
·
Mempercepat pengangkutan asam-asam
amino(yang berasal dari protein makanan) ke dalam sel
Insulin
juga menghambat pemecahan glukosa ,protein dan lemak yang disimpan.
Selama
masa “puasa” ( antara jam-jam makan dan pada saaat tidur malam), pannkreas akan
melepaskan secara terus menerus sejumlah
insulin bersama dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon ( hormon ini
disekresikan oleh alfa pulau
Langerhans). Insulin dan glukagon secara bersama-sama mempertahankan kadar
glukosa yang konstan dalam darah dengan menstimulasi pelepasan glukosa dari
hati.
Pada
mulanya, hati menghasilkan glukosa melalui pemecahan gliogen (glikogenensis). Setelah 8 hingga 12 jam
tanpa makanan,hati membentuk glukosa dari pemecahan zat-zat selain karbohidrat
yang mencakup asam amino (glukoneogenesis).
Sumber
Pustaka
Buku
Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart Edisi 8,Vol.2, Suzanne C. Smeltzer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar